Indonesia Bikin Barat Bingung, Bulan Puasa Ada Festival Jazz di Sekitar Masjid

Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Meutia, H Indra .Harsono mengatakan, festival jazz bertajuk Ramadhan Jazz Festival (RJF) 2016 merupakan bentuk nyata dialog antara Islam dan Barat, melalui seni dan budaya. Bagi orang yang bersikap kebarat-baratan, menurut dia, dengan diadakannya festival jazz tersebut maka hasratnya dapat dijembatani.

“Seni itu sendiri merupakan bagian terhalus untuk menumbuhkan jalinan komuniksi yang intens,” katanya didampingi Ketua Umum Remaja Masjid Islam Cut Meutia (Ricma), Sukarno Hatta saat menghadiri Festival Jazz ke-6 Ricma di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/6) malam WIB.

Menurut Indra, dengan adanya festival jazz itu, pengamat Islam di Barat banyak yang melirik, dan ingin melihat dari dekat. Mereka, kata dia, juga bingung mengapa umat Muslim pada bulan Ramadhan malah bisa mengadakan festival jazz di sekitar masjid.

Indra berani memprediksi, Islam ke depannya bakal bersinar di Barat. Sekarang ini, tanda-tanda itu sudah mulai terlihat, dengan adanya diangkatnya Sadiq Khan menjadi wali kota London pertama yang beragama Islam. Begitu juga sejumlah kepala negara di Barat, sambung dia, yang kini banyak menaruh simpati besar terhadap Islam.

Indra melanjutkan, festival jazz itu diadakan bertujuan untuk sekaligus merangkul kalangan muda yang selama ini cenderung sekuler demi bisa kembali ke jalan Islam yang sebenarnya. Festival jazz juga merupakan bentuk dakwah kontemporer untuk merangkul kalangan muda di perkotaan, yang mereka selama ini tidak kenal dengan musik hadroh atau musik rebana.

Ketua Dewan Pembina Masjid Cut Meutia Wiranto yang turut hadir mengapresiasi kreasi acara yang diadakan para pengurus Ricma dengan suksesnya penyelenggaraan Festival Jazz (Islami) ke-6 di pelataran masjid setempat. “Kegiatan tersebut mengandung silaturahim para remaja dan pemuda masjid dengan lingkungan sekitar bahkan merupakan bibit untuk menghadapi terorisme yang radikal,” ujarnya.

Sumber: republika.co.id